Yen Jepang telah naik rollercoaster selama beberapa bulan terakhir, dengan investor mengamati dengan cermat tindakan Bank of Japan (BOJ) saat menavigasi melalui lingkungan kebijakan moneter yang rumit. Yen telah terapresiasi tajam terhadap dolar AS, terutama setelah keputusan mengejutkan BOJ untuk memperluas batasan di sekitar target imbal hasil obligasi 10 tahun pada bulan Desember. Saat BOJ mempersiapkan pertemuan kebijakan berikutnya pada 17 dan 18 Januari, investor bertanya-tanya apakah bank sentral akan mengambil langkah lebih lanjut menuju normalisasi kebijakan moneter dan apa dampaknya terhadap nilai Yen.
Pertama, mari kita lihat lanskap ekonomi saat ini di Jepang. Negara ini telah berjuang dengan inflasi yang rendah selama beberapa dekade, dan BOJ telah menerapkan sejumlah langkah kebijakan moneter yang tidak konvensional dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan harga. Langkah-langkah ini, yang mencakup suku bunga negatif dan pembelian aset skala besar, telah berhasil menekan suku bunga jangka panjang dan membantu merangsang perekonomian. Namun, inflasi tetap keras kepala di bawah target 2% BOJ, terlepas dari upaya ini.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, inflasi telah meningkat dengan kecepatan yang tidak terlihat dalam beberapa dekade, dan ukuran utama inflasi tetap di atas target 2% selama delapan bulan. Hal ini menyebabkan meningkatnya tekanan pada BOJ untuk memulai normalisasi kebijakan moneter, terutama karena bank sentral utama lainnya, seperti Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, telah mulai menaikkan suku bunga.
Bagaimana Keputusan BOJ Dapat Mempengaruhi Yen
Keputusan BOJ untuk memperlebar batasan di sekitar target imbal hasil obligasi 10 tahun pada bulan Desember dipandang sebagai langkah ke arah ini. Pergerakan tersebut membuat pasar lengah, dan yen secara mengejutkan naik 3,8% pada hari yang sama. Namun, BOJ telah menekankan bahwa ini bukanlah pengetatan kebijakan moneter, melainkan upaya untuk memperbaiki distorsi di pasar obligasi yang disebabkan oleh kebijakannya yang sangat longgar.
Saat BOJ bersiap untuk pertemuan kebijakan berikutnya, ada laporan bahwa bank sentral dapat menaikkan perkiraan inflasi dan meninjau efek samping dari kebijakan ultra-longgarnya. Surat kabar Yomiuri telah melaporkan bahwa BOJ dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi distorsi pada kurva imbal hasil, yang dapat mencakup pelebaran kisaran lebih lanjut di sekitar target imbal hasil obligasi 10 tahun.
Jika BOJ benar-benar mengambil langkah-langkah tersebut, hal itu dapat dilihat sebagai tanda bahwa bank sentral semakin mendekati normalisasi kebijakan moneter, yang kemungkinan akan menjadi bullish untuk yen. Namun, penting untuk dicatat bahwa BOJ berada dalam situasi yang sulit, karena setiap langkah menuju normalisasi juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menekan pemerintah negara yang sudah banyak berutang.
Di sisi teknis, tren penurunan saat ini kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa sesi perdagangan berikutnya karena pertemuan BOJ berikutnya semakin dekat. Oleh karena itu, saya perkirakan harga saat ini kemungkinan akan diperdagangkan di bawah level harga 125 sebelum keputusan BOJ berikutnya.